Rabu, 13 April 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
inas adalah seorang anak yang kelak akan menjadi seorang yang berguna buat agama, ayah dan bunda, bangsa dan negara......
Macam-macam gangguan generator dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Gangguan listrik (electrical fault)
Jenis gangguan ini adalah gangguan listrik yang timbul dan terjadi pada bagian- bagian generator .Gangguan tersebut antara lain :
a. Hubung singkat tiga phasa
Gangguan ini mengakibatkan terjadinya arus lebih pada stator. Gangguan ini akan mengakibatkan loncatan bunga api dengan suhu yang tinggi yang akan melelehkan belitan yang selanjutnya dapat mengakibatkan kebakaran jika isolasi tidak terbuat dari bahan yang anti api (non-flamable).
b. Hubung singkat dua phasa (unballance fault)
Gangguan hubung singkat dua phasa lebih berbahaya dibandingkan hubung sungkat tiga phasa, karena disamping terjadi kerusakan pada belitan akan timbul pula vibrasi pada kumparan stator. Kerusakan lain yang timbul dapat terjadi pada poros turbin akibat adanya momen puntir yang besar.
c. Stator hubung singkat satu phasa ke tanah (stator ground fault)
Kerusakan akibat gangguan dua phasa atau antara konduktor kadang-kadang masih dapat diperbaiki dengan menyambung (tapping) atau mengganti sebagian konduktor yang rusak, tetapi gangguan satu phasa ke tanah menimbulkan bunga api yang merusak isolasi lilitan stator dan sekaligus inti besi. Kerusakan inti besi stator adalah kerusakan serius yang perbaikannya harus dilakukan secara total. Gangguan jenis ini meskipun kecil harus segera diproteksi.
d. Rotor hubung tanah (rotor ground fault)
Pada rotor generator yang belitannya terhubung ketanah, maka akan terjadi kehilangan arus pada sebagian belitan yang terhubung singkat melalui tanah. Akibatnya terjadi ketidak seimbangan fluks yang menimbulkan vibrasi yang berlebihan dan kerusakan fatal pada rotor.
e. Kehilangan medan penguat (loss of excitation fault)
Kehilangan penguat medan akan membuat putaran mesin naik dan generator berubah fungsi sebagai generator induksi. Kondisi ini akan berakibat pemanasan lebih pada rotor dan pasak (slot wedges), akibat arus induksi yang bersikulasi pada rotor.
Kehilangan medan penguat dapat dimungkinkan oleh :
1) terbukanya saklar penguat (trip),
2) hubung singkat pada belitan penguat,
3) kerusakan kontak-kontak sikat arang pada sistem penguat,
4) kerusakan pada sistem AVR.
f. Tegangan lebih (over voltage)
Lonjakan tegangan hingga melampaui batas maksimum yang diijinkan dapat berakibat tembusnya (breakdown) isolasi lilitan stator yang akhirnya menimbulkan hubung singkat antar belitan. Tegangan lebih dapat dimungkinkan oleh putaran lebih (over speed) atau kerusakan pada pengatur tegangan otomatis (AVR).
2. Gangguan mekanik / panas (Mechanical or thermal fault)
Sebagian besar (lebih dari 50 %) tripnya PMT Generator disebabkan oleh gangguan mesin penggerak generator, karena pada instalasi yang ada di pembangkit tidak terbuka terhadap lingkungan, sehingga terlindung terhadap petir. Dengan adanya block transformer dengan hubungan Y-Ñ, mencegah arus gangguan urutan dari saluran transmissi masuk ke generator. Dengan demikian gangguan mekanik yang terjadi antara lain :
a. Generator berfungsi sebagai motor (motoring)
Motoring adalah peristiwa perubahan fungsi generator menjadi motor akibat daya balik (Reverse Power), yang disebabkan oleh turunnya daya masukan dari penggerak utama (prime mover). Dampak kerusakan akibatnya peristiwa motoring akan mengakibatkan kerusakan pada penggerak mula itu sendiri. Sedangkan pada turbin air motoring akan mengakibatkan kavitasi pada sudu-sudu turbin.
b. Pemanasan lebih setempat
Pemanasan lebih setempat pada bagian stator disebabkan oleh :
1) Kerusakan terminal-terminal dan laminasi.
2) Kendornya bagian-bagian didalam generator seperti pasak-pasak stator.
3) Belitan kotor atau yang menumpuk pada belitan
4) Sistem pendingin udara kurang baik
c. Kesalahan dalam mem-paralel generator
Kesalahan dalam mem-paralel generator disebabkan karena syarat-syarat sinkronisasi tidak terpenuhi yang dapat mengakibatkan kerusakan pada bagian poros dan kopling generator serta dapat merusakkan penggerak mulanya karena terjadi momen puntir. Kemungkinan lain yang dapat timbul adalah kerusakan PMT dan kerusakan pada kumparan stator akibat adanya kenaikan tegangan sesaat.
d. Gangguan pendingin stator
Gangguan pada sistem pendingin stator akan menaikkan suhu lilitan stator, jika berlangsung ketika generator sedang beroperasi dan dalam jangka waktu yang lama dapat merusak isolasi lilitan stator.
3. Gangguan system ( system fault )
Terganggunya generator dapat mengakibatkan terganggu pula sistem tenaga listrik secara keseluruhan.
a. frekwensi operasi yang tidak normal (Abnormal frequency operation)
Perubahan frekwensi hingga diluar batas-batas normal dapat berakibat terjadinya ketidakstabilan pada turbin generator. Perubahan frekwensi sistem dapat disebabkan oleh karena trip-nya unit-unit pembangkit atau pada penghantar / Transmisi.
b. lepas sinkron (loss of synchron)
Adanya gangguan sistem akibat perubahan beban-beban secara mendadak, switching, hubung singkat, dan peristiwa lainnya yang cukup besar akan menimbulkan ketidak stabilan sistem. Apabila peristiwa ini cukup lama dan melampaui batas ketidak stabilan generator, maka generator akan kehilangan kondisi paralel. Keadaan ini akan menghasilkan arus puncak yang tinggi dan penyimpangan frekwensi operasi keluar dari yang seharusnya, sehingga akan mengakibatkan stress pada belitan generator, gaya puntir yang berfluktuasi, dan resonansi yang akan merusak turbin generator. Pada kondisi ini generator harus dilepaskan dari system karena akan mengakibatkan meluasnya kerusakan.
c. Pengaman cadangan (back-up protection)
Kegagalan fungsi proteksi didepan generator pada saat terjadi gangguan di sistem akan menyebabkan gangguan masuk dan dirasakan oleh generator. Untuk ini perlu dipasang pengaman cadangan (back-up protection).
d. Arus beban yang tidak seimbang (unballance armature current)
Pembebanan yang tidak seimbang pada sistem atau adanya gangguan satu phasa pada sistem dapat menyebabkan beban generator tidak seimbang kemudian akan menimbulkan arus urutan negatif. Arus urutan negatif yang melebihi akan menginduksikan arus
e. Saluran transmisi
Gangguan pada sistem saluran transmisi yang paling utama disebabkan oleh karena petir. Dilihat dari sifat gangguannya, lebih dari 90 % saluran udara transmisi bersifat temporer dan lebih dari 90% saluran kabel tanah transmisi bersifat gangguan permanen. Dilihat dari phasa yang terganggu, lebih dari 90 % gangguan temporer adalah gangguan satu phasa ke tanah. Gangguan permanen pada saluran udara umumnya terjadi karena kerusakan isolator atau kawat putus ke tanah dan bersifat satu phasa ke tanah, sedangkan pada saluran kabel tanah lebih dari 90 % gangguan disebabkan karena tekanan mekanis dari luar atau karena kelalaian pemasangan dan ini bersifat gangguan antar phasa atau phasa-phasa ke tanah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar